Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gregorius Argo
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Mengenal Gregorius Argo, Seniman yang Tampil di Sea Games 2018 Dihargai Rp100 Ribu di Bengkayang



Reporter: Yoshyro Adiguna
Editor: M. Adlan AA

Berita Baru Kalbar, Sosok – Gregorius Argo merupakan putra asli Bengkayang, kelahiran 9 maret 1995 yang berkiprah dalam bidang seni musik.

Pria yang akrab disapa Argo ini memiliki perjalanan panjang dalam dunia seni musik. Mulai dari membuat irama dengan memukul meja di sekolah hingga tampil di gelaran Sea Fames 2018 dengan gagah, telah ia lakoni.

“dulu awalnya suka mukul-mukul meja di sekolah” ungkap Argo, seniman jebolan ISI Yogyakarta ini.

Argo mengisahkan, waktu dirinya masih di bangku sekolah, Ia kerap memukul meja sekolah untuk bermain musik sekenanya. Tangan usilnya itu tentu saja menciptakan kegaduhan. Hingga suatu saat, salah satu gurunya datang menghampiri dan memanggilnya.

Dalam keadaan pasrah, Argo sudah siap jika harus menerima hukuman dari sang guru akibat kegaduhannya memukul meja. Tak dinyana, bukannya memberi hukuman, sang guru justru mengarahkan Argo untuk mengikuti kegiatan Porseni pada tahun 2008 bersama teman-temannya yang lain.

Tawaran yang sungguh tak mungkin ditolak oleh seorang ‘Argo’ itu pun diterimanya. Ia menjalani porseni itu mulai dari tahap Provinsi hingga lolos ke tahap Nasional.

Proses itulah yang kemudian membawa Argo untuk memiliki perhatian lebih kepada seni musik.

Selepas menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA), argo pun melanjutkan pendidikannya di ISI Yogyakarta dengan mengambil konsentrasi Etnomusikologi.

Proses belajarnya di Yogyakarta membuatnya cepat berkembang. Berbagai panggung dan karya kolaborasi pernah dilahapnya.

Argo mengatakan bahwa ia pernah berkolaborasi dengan Alfie Rev, dalam tim Wonderland Indonesia, untuk turut mengerjakan beberapa lagu.

Berangkat dari kolaborasi tersebut, Argo pun berkesempatan untuk tampil dalam event Penutupan Sea Games 2018 lalu,

“Waktu itu saya satu panggung sama Alfie Rev, Afgan, Isyana Sarasvati. Sama beberapa artis lainnya gitu lah.”

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tidak hanya berhenti disitu, Argo juga pernah membuat sebuah grup musik bernama Sando and Sape’ (SAS) yang pada waktu itu berhasil lolos menjadi salah satu perserta di ajang pencarian bakat Rising Star Indonesia.

Selain itu, musik juga mengantarkan Argo pada beberapa kesempatan luar biasa untuk dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan jajarannya.

Dirinya juga pernah menyajikan musiknya dalam jamuan makan siang Presiden untuk menyambut tamu dari Belanda di istana bogor.

Langkah bermusik Argo tak hanya berhenti di taraf nasional saja, Argo juga mengendarai musiknya untuk bisa tiba di event skala internasional. Terbaru, Argo mengikuti pagelaran musik di Dubai, dalam rangka Dubai Expo 2020.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Namun begitu, Petualangan Argo bersama musik tidak membuatnya melupakan tanah kelahiran.

Pada tahun 2019, Argo memutuskan untuk kembali ke Bengkayang.

Di Bengkayang, Argo kembali mencoba menapaki karir bermusiknya mulai dari anak tangga pertama.
Mula-mula, ia mencoba peruntungannya di ‘dunia musik Bengkayang’ dengan membuat program yang ia namakan “tour cafe”.

Dalam programnya tersebut, Argo mencoba menawarkan live band performance untuk café-café di Bengkayang melalui sistem kerjasama dengan bayaran per satu pertunjukkan.

Ketika itu, Ia mengaku bayaran yang diterima Argo bersama rekan-rekannya cukup minim, berkisar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per orang sekali tampil.

“Ya paling, pulang bawa limah puluh ribu, kadang seratus ribu” ungkapnya.

Namun begitu, setelah beberapa waktu dilalui untuk berproses, jumlah bayaran yang diterima perlahan membaik.

Meski belum bisa dikatakan sudah lapan, namun saat ini perjalanan bermusik Argo di Bengkayang terbilang sudah sedikit lebih baik.

Selain disibukkan dengan kegiatan panggungnya, saat ini Argo sedang studio miliknya yang bernama Wahatapsa.

Melalui studio tersebut, Argo berharap Wahatapsa Production dapat menjadi sarana bagi para seniman lokal untuk berkarya, khususnya karya yang berbahasa daerah.

“ya harapannya sih bisa jadi wadah seniman-seniman di Bengkayang ya. Pinginnya geliat kesenian musik di Bengkayang semakin semarak gitu.” Tutupnya. (YOA)