Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ilustrasi Wanita yang harus menjalani tradisi Shahzadi Ibadat
Ilustrasi Wanita yang harus menjalani tradisi Shahzadi Ibadat. (Freepik)

Mengenal Istilah Shahzadi Ibadat dalam Kebudayaan Masyarakat Pakistan



Berita Baru Kalbar, Opini – Dalam novel The Holy Woman karya Qaisra Shahraz yang terbit pada tahun 2002, penulis mengenalkan istilah yang masih terdengar cukup asing bagi para pembaca yaitu Shahzadi Ibadat atau Perempuan Suci.

Shahzadi Ibadat sendiri merupakan istilah yang dipakai Shahraz untuk menggambarkan tradisi yang ada di Pakistan.

Zarri Bano merupakan tokoh utama dalam novel The Holy Woman, dalam cerita Bano dipaksa untuk menjadi Shahzadi Ibadat untuk menggantikan saudara laki-lakinya yang meninggal.

Menurut Perucha (2018) tradisi Shahzadi Ibadat merupakan representasi dari beberapa tradisi bersifat diskriminatif terhadap perempuan yang ada di Pakistan.

Shahzadi Ibadat adalah sebuah tradisi yang mengharuskan perempuan untuk mengabdikan seluruh hidupnya kepada agama melalui menikah dengan Al-Qur’an. Tradisi ini membuat seorang perempuan dilarang untuk membangun rumah tangga hingga melanjutkan garis keturunan.

Tradisi ini sebenarnya dibuat untuk menjaga harta kekayaan mereka, apabila dalam sebuah keluarga tidak memiliki keturunan laki-laki, atau keturunan laki-laki meninggal seperti yang terjadi dalam keluarga Habib Khan, seorang tuan tanah di Pakistan yang merupakan ayah Zarri Bano. Dalam hal ini, jika anak perempuan menikah maka otomatis harta kekayaan jatuh kepada pihak laki-laki, oleh karena itu seorang pewaris perempuan harus mau menjadi seorang Shahzadi Ibadat untuk menjaga harta kekayaan keluarganya tetap aman.

Zarri Bano berasal dari keluarga yang kaya raya, berparas cantik, dan juga merupakan seorang aktifis feminis di kampusnya. Diumurnya yang ke dua puluh tujuh tahun, Zarri Bano mendapat kunjungan dari seorang saudagar muda kaya bernama Sikander Din, sebelumnya sudah banyak laki-laki yang bermaksud melamar Zarri Bano namun tidak ada yang cukup menarik hatinya.

Pertemuan pertama mereka terjadi saat keduanya menghadiri sebuah festival tahunan yang diadakan di desa, sejak itulah Zarri Bano terpikat kepada laki-laki yang beberapa hari kemudian mengunjungi rumahnya bersama dengan kedua orangtuanya.

Namun meskipun kedua pihak keluarga sudah setuju untuk membawa keduanya ke jenjang yang lebih serius, larangan justru datang dari Habib Khan. Hal itu kemudian semakin diperkuat dengan meninggalnya putra tertua Habib Khan yang bernama Jafar, tragedi tersebut dijadikan alasan terkuat Habib Khan untuk melarangnya menikah karena  Zarri Bano berkewajiban untuk melanjutkan tradisi dengan menjadi seorang Shahzadi Ibadat.

Menurut penelitian Perucha yang berjudul Tradisi Shahzadi Ibadat dalam Novel The Holy Woman, tradisi Shahzadi Ibadat menggunakan agama sebagai alat untuk mengikat perempuan sehingga mereka mau menikah dengan Al-Qur’an.

Agama dipergunakan oleh patriarki agar setiap perempuan taat kepada tradisi tersebut dan tidak bisa menolaknya. Dalam hal ini Habib Khan menggunakan alasan agama untuk mendiksriminasi Zarri Bano supaya patuh dan taat pada keputusannya.

Zarri Bano kehilangan hak dan kebebasannya sebagai perempuan. Bahkan sebuah pendidikan yang dia yakini mampu melawan patriarki ternyata tetap membuatnya tidak berdaya saat dia harus dihadapkan dengan tradisi.

Hal ini tentunya bertentangan dengan ajaran agama Islam yang sesungguhnya karena Islam mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan berhak untuk mendapatkan hak, kebebasan dan keadilan yang sama. Laki-laki juga harusnya menjaga dan melindungi seorang perempuan sesuai dengan ajaran islam.


Fitria Nur Barokah

Fitria Nur Barokah merupakan mahasiswa dari program studi Sastra Inggris di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis juga pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Kordiska (Korps Dakwah Islamiyah Sunan Kalijaga) dan HMPS-SI (Himpunan Mahasiswa Program Studi – Sastra Inggris). Beberapa karyanya yang pernah terbit antara lain buku antologi puisi, prosa, dan cerpen berjudul Dia dan Pergi (Ide Publishing, 2020) dan novel berjudul “Kenangan Putih Abu-abu” (Innovasi Publishing, 2021). Karyanya yang lain juga terdapat di blog fitria-nb.blogspot.com dan podcast (spotify) Fitria NB.

Penulis bisa dihubungi melalui e-mail/ instagram/ twitter: [email protected] /fitria.nb/fitria_nb.