Banjir Sebabkan Harga Cabai Di Pontianak Kian Mahal
Berita Baru Kalbar, Pontianak – Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Pontianak, Bintoro menerangkan, penyebab melonjaknya harga komoditas cabai di Pontianak dikarenakan faktor cuaca, terutama banjir.Â
“Musibah banjir seperti di Sintang dan beberapa wilayah lainnya menyebabkan tanaman cabai itu terendam banjir” ungkapnya, usai melakukan monitoring di Pasar Flamboyan bersama tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak, Rabu (8/12/2021).
Meskipun, saat ini harga cabai lokal di pasaran bervariasi, mulai dari yang warna hijau berkisar harga Rp.40.000 per kilogram, warna campuran merah dan hijau di kisaran Rp.65.000 per kilogram hingga cabai merah yang menembus harga Rp.100.000 ribu sampai Rp.120.000 ribu per kilogram.
Â
“Mudah-mudahan cabai dari Lumajang sebagai daerah penghasil cabai bisa segera masuk ke Provinsi Kalbar sehingga diharapkan harga cabai bisa segera berangsur turun,” tuturnya.
Bintoro menambahkan, cabai yang dipasarkan di Kota Pontianak masih berjenis cabai lokal, artinya belum mendatangkan pasokan dari Pulau Jawa karena belum panen raya.
Nanti, pihaknya akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota yang menjadi daerah penghasil produksi cabe seperti Kabupaten Kubu Raya dan sekitarnya.
“Kebutuhan cabai rawit di Kota Pontianak per harinya mencapai 4 ton, itu kebutuhan standarnya,” katanya.
Dia mengungkapkan, pihaknya sebetulnya sudah mengantisipasi hal ini, baik melalui program pusat maupun program daerah melalui gerakan tanam cabai. Beberapa pemerintah kabupaten/kota sudah melakukan program gerakan tanam cabai.
“Tapi memang ada beberapa daerah-daerah datarannya agak tinggi sehingga tanaman cabai masih aman,” pungkasnya.