Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Banjir,
Sumber: Masuti/shutterstock

Banjir Melanda 7 Daerah di Malaysia, Ribuan Orang Diungsikan



Berita Baru Kalimantan Barat, Internasional-Bencana banjir yang melanda Malaysia di beberapa daerah meninggalkan sisa-sisa onggokan tanah dan lumpur yang mengotori lingkungan tempat tinggal Elizabeth Chong. Dokumen, foto dan perabotan rumah tangga yang berharga menjadi luluh lantak dan tertutup lumpur.

Jalanan di Kuala Lumpur, Ibukota Malaysia, dimana ribuan orang bermukim, sudah terbiasa dengan banjir yang datang silih berganti dari tahun ke tahun, namun tidak ada satupun penduduk yang bersiap akan banjir kali ini, dari skala kehancuran dan luasnya area yang terkena banjir, tidak ada warga yang benar-benar siap.

Curah hujan sudah mulai meningkat semenjak Desember tahun lalu, berlangsung hingga Januari, kenaikan curah hujan ini juga terjadi merata di seluruh penjuru Malaysia. Tidak kurang 120 ribu orang mengungsi akibat banjir kali ini, termasuk Chong yang yang tinggal bersama dengan bibinya yang memiliki kekurangan secara fisik.

7 daerah tepatnya yang terkena dampak banjir terparah kali ini, hal ini disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia.

Disinyalir 50 orang telah meninggal dunia akibat banjir kali ini, 2 orang dilaporkan menghilang-reuters.com

“Pintu kami seperti didobrak, tiba-tiba saja air masuk menggila. Tidak lama air sudah setinggi dada orang dewasa” ujar Chong.

Seperti daerah di Asia Tenggara lainnya, Malaysia sering terkena bencana banjir ketika musim penghujan datang, namun tidak pernah melanda dengan skala luas seperti ini, terutama daerah yang dihuni oleh orang-orang dengan taraf hidup yang berkecukupan.

Daerah Urban di sana, sudah cukup bermasalah untuk hidup dengan populasi yang padat, urbanisasi yang tinggi dan infrastruktur yang kurang memadai, sekarang ditambah dengan banjir, perubahan iklim, gelombang panas dan kebakaran hutan membayang-bayangi hidup mereka sepanjang tahun.

Para korban memberi penilaian miring tentang bagaimana negara memberikan penanganan bencana, terutama banjir kali ini. Respon yang lambat dan tidak memadai menjadi headline yang beredar di masyarakat.

Mohd Nor, Mantan Ketua dan Penasehat Senior Malaysian Nature Society mengatakan bahwa banjir kali ini terjadi di seluruh Malaysia.

“Dengan mengatakan bahwa banjir kali ini adalah banjir yang terjadi sekali dalam 100 tahun, saya meragukan hal tersebut, dengan perubahan iklim yang terjadi, curah hujan akan semakin meningkat kedepannya” ujar Nor

Secara kronologis, banjir pernah melanda lingkungan Chong sebelumnya pada tahun 2000 lalu, dimana lingkungan Chong yang berada tidak jauh dari sungai dan banyak pusat perbelanjaan mewah. Ingatan tentang banjir yang Chong ingat, adalah ketika ia masih kecil dulu.

Pihak pemerintah telah membuat saluran drainase dan terowongan jalan pada tahun 2007 untuk melindungi pemukiman dari banjir bandang dan membantu mengurai kemacetan. Namun setelah dilanda hujan selama 3 hari berturut-turut, rumah Chong sendiri digenang air hingga plafon lantai pertama.

Malaysia Kehilangan seperlima hutan miliknya semenjak tahun 2002

Para peneliti mengatakan bahwa kehilangan hutan dapat memperparah efek banjir, sementara merujuk pada dana yang digelontorkan untuk penanggulangan deforestasi, tercatat di beberapa daerah dengan pengeluaran dana terbesar, namun bencana banjir paling parah malah terjadi di daerah tersebut.

Dan berdasarkan informasi penelitian yang dilakukan, beberapa sungai yang terkena banjir, ditemukan gelondongan kayu yang mengapung, pihak oposisi pemerintahan kemudian memberikan verifikasi bahwa telah terjadi penebangan dan pelanggaran hukum yang banyak serta tidak terkendali, hal itu juga yang memicu bencana banjir kali ini.

Chong sendiri, dengan batasan finansial yang ia miliki, ia menyatakan bahwa ia tidak dapat menangani banjir kali ini, ia berharap akan adanya bantuan secara finansial dari pemerintah. Chong menekankan bahwa banjir ini terjadi karena terlalu banyak kegiatan penebangan pohon dan pembakaran lahan untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit. (YOA)