Mengenal Apa Itu Badai Sitokin, Penyebab dan Cara Pengobatannya!
Berita Baru Kalbar – Nasional, Baru-baru ini publik Indonesia dihebohkan dengan kabar dari Artis Deddy Corbuzier yang mengalami badai sitokin. Lantas, apa sih badai sitokin itu, apa penyebab dan bagaimana cara pengobatannya?
Sempat vakum selama dua pekan di media sosial dan podcastnya, Deddy ternyata positif Covid-19. Namun, badai sitokin yang menimpanya terjadi saat ia telah negatif Covid. Dalam unggahannya di Instagram pribadinya, Deddy mengabarkan bahwa dirinya hampir saja meninggal dunia karena paru-parunya rusak 60% selama 2 hari.
Mengenal Istilah Badai Sitokin
Bagi kita yang bukan orang medis, tentu terdengar asing istilah kata “Badai Sitokin” itu. Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr Karyadi Semarang Mahirsyah Wellyan menjelaskan bahwa badai sitokin atau cytokine strom merupakan reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh.
“Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.” Dikutip dari Kompascom (22/8).
Kemudian, seperti dilansir dari situs Alodokter, badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19. Kondisi pada kasus ini perlu diwaspadai dan harus ditangani secara intensif. Bila tidak, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga kematian.
Penyebab Munculnya Badai Sitokin
Seperti diberitakan Kompascom (22/8) yang dikutip dari jurnal Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS (NCBI), 1 Oktober 2020, badai sitokin pada pasien Covid-19 yang fatal diwakili oleh beberapa fitur patologis seperti gangguan pernapasan akut (ARDS), koagulasi, dan disfungsi multiorgan. Pada kasus yang sangat parah, badai sitokin bisa menyebabkan kematian.
“Mentutip Nature, 7 July 2021, para ilmuan mulai mengidentifikasi dan mengkarakterisasi badai sitokin pada pasien Covid-19. Secara keseluruhan, badai sitokin berkaitan erat dengan perubahan patogen utama Covid-19,” terang Kompascom dalam redaksinya.
Gejala medis yang muncul akibat badai sitokin di antaranya adalah demam, sindrom kebocoran kapiler, koagulasi intravaskular diseminata, sindrom gangguan pernapasan akut, dan kegagalan multiorgan. Penanganan intensif secara klinis penting untuk dilakukan saat berhadapan dengan badai sitokin, karena perawatan harus memahami jalur inisiasi dan sinyal badai sitokin supaya diketahui pengembangan strategi pengobatan yang lebih efektif.
Pengobatan Badai Sitokin
Menurut laporan beberapa hasil penelitian, tingkat sitokin pro-inflamasi yang sangat tinggi diproduksi selama crosstalk antara sel epitel dan sel kekebalan Covid-19, yang telah menghubungkan badai sitokin dengan komplikasi parah.
“Meskipun masih belum jelas bagaimana virus mengubah profil sitokin protektif menjadi inflamasi badai sitokin, tetapi tampaknya sitokin diproduksi oleh sel bawaan karena limfopenia sering dilaporkan dalam kondisi ini,” ulas Kompascom menjelaskan skema pengobatannya.
limfopenia sendiri merupakan penurunan jumlah limfosit dibawah nilai normal karena pergeseran produksi sitokin.
Mahirsyah menerangkan bahwa obat anti-interleukin-6, seperti Tocilizumab dan Sarilumab telah digunakan pada uji klinis pasien Covid-19. Kemudian vitamin C juga perlu diberikan kepada pasien Covid-19 karena bersifat antioksidan sehingga dapat mengurangi keparahan badai sitokin.
Dia menambahkan, munculnya badai sitokin tergantung pada daya tahan tubuh atau sistem kekebalan tubuh manusia saat melawan virus yang masuk.
“Apabila daya tahan tubuh kuat, virus yang masuk bisa dikalahkan dan pasien Covid-19 bisa sembuh,” jelasnya.