Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sri Lanka
Aktivis Sri Lanka Mengadakan Demonstrasi Terkait BBM dan Komoditas Lainnya (Photo by ISHARA S. KODIKARA/AFP/Getty Images)

Sri Lanka Dinyatakan Bangkrut, 8 Warga Dilaporkan Meninggal Akibat Mengantre BBM



Berita Baru Kalimantan Barat, Internasional-Harga BBM melonjak, resmi memperparah krisis ekonomi yang memicu protes dan demonstrasi yang meminta pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa.

CPC (Ceylon Petroleum Corporation) menyatakan akan memberi batasan kepada para pengguna kendaraan, terkait berapa banyak bahan bakar yang dapat dibeli oleh mereka, dan juga akan melarang pemindahan bahan bakar yang dibeli ke dirigen, mencegah para pengendara motor menimbun bahan bakar.

Sebagian besar SPBU sudah kehabisan stok BBM, sementara SPBU yang tersisa sudah tersita oleh antrian yang panjang, akibat hal ini, setidaknya 8 orang telah dilaporkan meninggal dalam antrian BBM dalam bulan ini.

Pihak Kementerian Energi menyatakan bahwa mereka berharap pihak retail lain untuk dapat membantu krisis yang terjadi.

Kemunduran Sri Lanka secara ekonomi dimulai ketika pandemi Covid-19 memuncak dan menyerang pendapatan dari industri pariwisata, dimana jumlah kunjungan dan turis, baik lokal maupun mancanegara menurun dengan drastis.

Penderitaan Sri Lanka semakin menjadi-jadi dengan Hutang Luar Negeri yang mencapai USD 51 juta.

Pemerintah telah meminta kepada warganya yang berada di luar negeri untuk mendonasikan uang, dimana uang tersebut akan diberikan kepada warga Sri Lanka dalam bentuk bantuan subsidi. Diharapkan warga dapat memenuhi kebutuhan hidup mendasar sehari-hari mereka. Hal ini disampaikan oleh Nandalal Weerasinghe, Gubernur Bank Sentral Sri Lanka “Dukung negara ini dengan mengirimkan uang sehingga menambah devisa negara kita”

Weerangsinghe juga menyatakan bahwa ia telah menyiapkan akun bantuan untuk donasi dari Amerika Serikat, Inggris dan Jerman, ia juga berjanji akan menggunakan uang yang didonasikan para donatur ini untuk tepat, guna menyelamatkan perekonomian Sri Lanka.

Namun pendapat lain disampaikan para warga Sri Lanka yang berada di luar negeri, salah satunya seorang dokter
Sri Lanka yang berdomisili di Australia “Kami tidak keberatan untuk membantu dengan mengirimkan sejumlah uang hasil jerih payah kami, tapi kami tidak dapat mempercayakan uang tersebut kepada pemerintah kami”

Prediksi skeptis bahkan diberikan beberapa warga Sri Lanka di luar negeri.

Seorang teknisi software Sri Lanka yang berdomisili di Kanada juga mengatakan ia tidak percaya bahwa uang tersebut akan diberikan kepada yang membutuhkan.

Pihak pemerintah juga telah menjalin komunikasi dengan IMF (International Monetary Fund) untuk meminta bantuan secara finansial.