Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Masjid JAI
Koordinator SEJUK Kalbar, Dian Lestari saat mengisi materi Pelatihan Jurnalistik Anti Hoaks di Belian Room, Hotel Kapuas Dharma 1, Jalan Imam Bonjol, Kota Pontianak, Sabtu (17/2/2018). Foto: Tribun Pontianak.

Serangan Terhadap Masjid JAI di Sintang, Dian Lestari Ingatkan Bahaya Prasangka dan Stigma



Berita Baru Kalbar – Koordinator Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) Kalbar, Dian Lestari menilai, peristiwa perusakan masjid JAI di Balai Gana adalah bentuk nyata dari bahaya terhadap eskalasi dari prasangka dan stigma.

Hal itu, disinyalir menggerakkan orang untuk melakukan tindak kekerasan terhadap kelompok yang dianggap berbeda, seperti yang dialami jemaah Ahmadiyah di Kabupaten Sintang, Jumat (3/9/2021).

Maka, nggota jaringan Pontianak Bhinneka itu mengajak kita semua menjadi teladan.

“Kembangkan sikap saling menghormati dan menghargai keberagaman. Hormati perbedaan, hilangkan pemikiran dan perbuatan yang lebih senang membenci daripada menyayangi sesama manusia,” kata Dian.

Dian juga menyampaikan, Jaringan Pontianak Bhinneka meminta semua pihak menerapkan pemikiran, sikap, dan kebijakan yang mencerminkan keteladanan.

“Seluruh umat beragama hendaknya menjalankan ajaran tentang agama tentang sikap menghargai perbedaan,” katanya.

Menurut Dian, Respon cepat yang bisa mencerminkan sikap teladan, antara lain menghentikan ajakan melakukan tindak kekerasan.

Oleh sebab itu, Jaringan Pontianak Bhinneka meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat serta Forkopimda segera mengeluarkan seruan damai dan tindak nyata, untuk tidak membiarkan penyebaran ajakan melakukan tindak kekerasan.

“Aparat hendaknya berupaya maksimal, dengan tegas mencegah penyebaran ajakan melakukan tindak kekerasan.” ucapnya.

Ia juga menilai, Pemkab dan Pemprov memiliki wewenang dalam menjalankan upaya jangka pendek dan resolusi konflik dalam jangka panjang.

“Gubernur Kalbar, bupati dan wakil bupati Sintang, hendaknya memperhatikan masalah ini dengan bijak. Masalah ini sulit untuk diselesaikan dengan cara mengeluarkan dokumen-dokumen kebijakan. Memerlukan kemauan sungguh-sungguh dan ketegasan dalam mengajak semua pihak menyelesaikan konflik. Lakukan juga upaya pendekatan kultural dan memperjelas peta resolusi konflik.” lanjutnya.

Sedangkan kepada aparat keamanan, ia meminta untuk menjamin keamanan dan keselamatan warga JAI di Sintang, dan memastikan semua warga JAI tidak mengalami kekerasan dalam bentuk apapun.

“Perkuat pengamanan dan tegas untuk mencegah berulang dan meluasnya tindak kekerasan. Anggota JAI yang juga terdiri dari perempuan dan anak-anak dalam kondisi ketakutan dan terancam keamanan dan keselamatan jiwanya. Mereka harus dilindungi dan dipulihkan,” tutupnya.