Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

TNI-Polri Pindah
RAPAT PIMPINAN TNI-POLRI 2020: Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) melakukan salam komando dengan Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz (kedua kanan) didampingi KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna (kanan), KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji (kedua kiri) dan Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman (kiri) seusai menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2020 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/1). Foto: MI/ Bary FatahiLah

Pastikan Keamanan Lokasi! TNI-Polri Pindah Duluan Ke Ibu Kota Baru, Kapan Jadwalnya?




Berita Baru Kalbar – Nasional, Deputi Bidang Pengembangan Nasional atau Bappenas Regional Bappenas, Rudy Soeprihadi Prawiradinata mengatakan, TNI-Polri pindah duluan ke ibu kota baru, Kalimantan Timur pada tahun 2023 mendatang. Rudy menyebut, tujuannya adalah untuk memastikan keamanan lokasi ibu kota baru.

Kepada rekan media pekan lalu, Rudy pemindahan dimulai pada tahun 2023.

“Itu kajian persiapan, kan pemindahannya baru 2023, yang duluan pindah adalah TNI, Polri untuk memastikan keamanan. […] Kan kita 2024 Agustus (upacara kenegaraan), kita udah mepet. Jadi kita harus prioritaskan lagi, yang penting pemerintahan itu bisa berjalan. Itu persiapannya,” jelas Rudy.

Kemudian, ia menerangkan bahwa jika RUU Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) bisa segera disahkan, maka pembangunan antor pemerintahan dan Istana Kepresidenan sudah bisa dimulai pada tahun 2022.

Semuanya tergantung dengan kondisi penularan pandemi Covid-19 secara nasional, jelasnya sekali lagi.

“Semua itu akan sangat tergantung pada kondisi, semua terkait Covid-19 itu kuncinya. Kalau ini gak jalan (gak ada penurunan kasus), ekonomi susah geraknya,” tegas Rudy.

Menurutnya, IKN adalah salah satu game changer untuk mendorong perekonomian. Kemudian, pergerakan yang dimulai secepatnya juga dapat mempercepat pergerakan sektor lainnya, seperti perekonomian dan ketenagakerjaan.

“IKN itu salah satu game changer mendorong perekonomian. Kalau bergerak, semua ekonomi akan bergerak. Kesempatan kerja bergerak, yang dulu lepas kerjaan bisa cari kerja di situ. Rp 1 triliun konstruksi bisa menyerap 13.000 tenaga kerja. Semua harus berjalan seimbang,” cetusnya.