Bantuan Pemda di Papua Sebaiknya Menggunakan Bahan Pokok Lokal
Berita Baru, Jakarta – Sebagai upaya mendukung pengembangan produk makanan lokal di Papua Direktur Kinarya Asia Partner, Nanik Rahmawati menyarankan kepada pemerintah daerah untuk tidak memberikan bantuan bahan makanan yang berupa beras kepada penduduk lokal, namun mereka diberikan bantuan bahan makanan pokok lokal.
Hal itu disampaikan Nanik saat menjadi pemateri pada seri kedua diskusi Pengelolaan Produk Inovatif bertajuk Meramu Keladi dengan Sehat di Festival Torang Pu Para Para yang menjadi bagian dari Program Pertanian Berkelanjutan di Tanah Papua (PAPeDA), Rabu (18/8).
“Aturan pemberian bantuan dari pusat dalam hal pelaksanaannya dapat diubah, misalnya untuk distribusi beras hanya difokuskan pada orang-orang transmigran, namun untuk orang Papua jangan dikasih beras, tetapi bahan makanan pokok lokal mereka,” tutur Nanik.
Program yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) dan didukung oleh The Asia Foundation (TAF) itu juga berupaya untuk memberikan pandangan pada peserta tentang pengembangan komoditas Papua dan pengelolaan produk berbasis pelestarian hutan.
Karena itu, Nanik mengatakan bahwa keseluruhan pohon keladi sangat berguna dan bernilai ekonomi mulai dari daun, batang, dan yang paling utama umbinya.
“Industri paling banyak yang dapat menarik bahan dari keladi adalah industri makanan dan pakan ternak,” kata Nanik.
Kendati demikian, Nanik mengatakan untuk dapat masuk ke industri besar juga harus disiapkan legalitas dan kesiapan untuk menyediakan bahan dengan jumlah besar.
Selain dapat dimanfaatkan di sektor lokal, Nanik mengatakan keladi juga sangat berpotensi untuk di ekspor ke Eropa dan Amerika.
“Kalau dari sesi potensi pasar, sangat banyak, bisa sampai ekspor, seperti di beberapa daerah sudah melakukan ekspor. Jadi yang paling utama tadi adalah melihat kondisi lokal dan kemampuan diri,” tutur Nanik.
“Harus lihat potensi ketersediaan bahannya dulu, segmen mana yang mau diambil untuk dimasukkan pasarnya, ataukah cukup pada level pasar tradisional, pasar modern, atau konsumsi rumah tangga. Ini perlu diperhatikan, level mana yang cocok untuk bisa dikombinasikan dengan kelompok tani yang sudah ada,” jelasnya.