Fun Brewing Competition di Ketapang, Sarana Edukasi dan Promosi Industri Kopi
Berita Baru Kalimantan Barat, Nasional – Kopi tidak lagi menjadi hal asing dalam kehidupan sehari-hari, tapi bagaimana sebenarnya masyarakat, terutama daerah Ketapang mengikuti dunia kopi memantik rasa kepedulian beberapa individu. Hal itu mereka wujudkan dalam sebuah kegiatan yang diberi nama Fun Brewing Competition, dimana tidak hanya sekedar berkompetisi, tetapi juga menjembatani aspek edukasi, interaksi dan promosi terkait kopi itu sendiri.
Kabupaten Ketapang dikenal sebagai sebuah kabupaten yang memiliki wilayah terluas di antara semua kabupaten yang ada di Kalimantan Barat, dan kopi belum menjadi pilhan menarik, bahkan praktek bisnis yang dinilai merugikan para petani merajalela tanpa ada proteksi.
Dayat, Rayes, Juned dan beberapa orang lainnya mencoba menawarkan sudut pandang lain dari industri kopi ini, ketertarikan masyarakat lintas kalangan mereka coba balut dengan iklim mesra nan kompetitif dalam acara Fun Brewing Competition. Kegiatan ini tidak hanya bersifat individu, tapi didukung juga oleh beberapa coffee shop, seperti Sekopi, 30 dan Mahesa, tidak tertutup kemungkinan, jumlah tersebut akan terus bertambah seiring animo masyarakat yang meningkat.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mewadahi kita, para pecinta kopi untuk sama-sama belajar tentang standar profesional terkait kopi itu sendiri, yang memang kita juga ingin agar iklim kompetisi dapat dirasakan di sini, intinya supaya teman-teman terpacu untuk berusaha memberikan hasil yang terbaik ” ujar Dayat.
Bali Kintamani adalah jenis biji kopi yang akan digunakan sebagai materi dalam kegiatan ini. “Paling cocok sama lidah orang Ketapang, begitulah kira-kira” tambah Juned, menjawab alasan penggunaan Bali Kintamani sebagai materi kopi dalam acara nanti.
Acara serupa sudah pernah diadakan untuk pertama kali, dimana Dayat selaku pemilik dari coffee shop Mahesabekerjasama dengan Sergi sebagai pemilik coffee shop Sekopi, menginisiasi kegiatan fun brewing, yang tidak disangka, mendapatkan perhatian dari masyarakat. Berangkat dari hal tersebut, dilihat akan adanya potensi untuk melaksanakan kegiatan serupa dengan skala yang lebih besar, maka mereka berdua menjalin komunikasi dengan Kopihub Ketapang, sebuah forum untuk para pecinta kopi yang ada di Kota Ketapang, gayung bersambut, maka terbentuklah Fun Brewing Competition kali ini.
Dayat juga menambahkan, ini bukan persoalan kredibilitas dari sebuah acara yang disertai embel-embel kompetisi, tapi murni soal bagaimana kita, sesama pelaku, pecinta dan pemerhati kopi yang berdomisili di Ketapang, mencoba untuk mencari jalan terbaik dan paling layak, untuk menempatkan kopi ditengah masyarakat Ketapang.
“Kedepan, pastilah kita akan melakukan evaluasi dan perbaikan untuk semua hal, mulai dari tata laksana acara, kualitas acara dan lain-lain, yaa semoga bisa berjalan dulu untuk kegiatan ini” imbuh Dayat.
Beda Dayat dan Rayes, beda pula Juned, ia yang dikenal juga seorang yang bekerja di dunia pendidikan melihat kopi dan acara ini secara lebih transformatif. Belajar dari bagaimana iklim industri kopi di Jawa, ia terpanggil untuk ikut serta dalam kegiatan ini.
“Memuliakan kopi Ketapang di tanah nya sendiri, saya rasa itu penting, kita punya Kopi Ahong, mirip sama Kopi Aming lah, yaa saya juga berharap kegiatan ini menjadi pondasi yang kuat untuk intensifikasi industri kopi lokal” ucap Juned.
Fun Brewing Competition sendiri dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Mei 2022. Kegiatan ini, rencananya akan dilaksanakan 2 sesi, sesi pertama akan dilaksanakan di coffee shop Mahesa pada siang hari, dan sesi kedua akan dilanjutkan di coffee shop 30. Terkait syarat, mereka mengatakan bahwa tidak ada syarat yang diperlukan untuk mengikuti acara ini, begitu juga dengan masyarakat yang ingin menghadiri, dan bagi yang ingin mencari tahu lebih jauh atau ingin mengikuti kompetisi, dapat menghubungi akun instagram coffee shop Mahesa @mahesaroastery
Ajakan kepada semua kalangan, tidak hanya mereka yang duduk bercengkrama di coffee shop, tapi juga mereka yang cinta dengan ramah tamah di warkop, seruan untuk berkumpul dan belajar bersama ini disampaikan dengan tangan terbuka, agar kopi kembali menjadi primadona dibumbui dengan bekal ilmu, yang akhirnya memandu para penikmat kopi ketika mengecap kopi pertama mereka dalam menjalani hari. (YOA)